Nganjuk (27/8). Pondok Pesantren Al Ubaidah, Kertosono, Nganjuk, Jawa Timur, menggelar kegiatan “Jalan Sehat Bersama Keluarga (Jasbekel)” dan bazar pada Kamis (21/8). Acara ini diramaikan partisipasi 2.000 peserta yang terdiri dari para santri, guru, warga pondok pesantren, serta pelajar SMK Budi Utomo.

Kegiatan ini turut dihadiri oleh Bupati Nganjuk Marhaen Djumadi dan Wakil Bupati Tryhandy Cahyo Saputro. Pada kesempatan itu, Bupati Marhaen secara resmi membuka acara jalan sehat, sekaligus mengapresiasi semangat nasionalisme yang ditunjukkan oleh para peserta.

“Alhamdulillah, hari ini saya bisa hadir dalam peringatan HUT ke-80 Kemerdekaan RI di Ponpes Al Ubaidah. Luar biasa antusiasme masyarakat, terutama anak-anak muda. Jalan sehat keluarga ini bukan hanya untuk menjaga kesehatan, tapi juga sarana menumbuhkan semangat cinta tanah air dan kebangsaan,” ujar Bupati Marhaen.

Ia juga berpesan kepada generasi muda agar bijak dalam menggunakan media sosial dan tidak mudah terprovokasi oleh berita bohong (hoaks). “Generasi muda adalah agen perubahan di bidang ekonomi, politik, budaya, dan nasionalisme. Maka dari itu, tetap jaga kekompakan dan persatuan,” tambahnya.

Pengasuh Ponpes Al Ubaidah, Habib Ubaidillah Al Hasany, menegaskan bahwa kegiatan Jasbekel bertujuan untuk memperkuat ukhuwah, baik antar warga pesantren maupun dengan pemerintah daerah. “Kesehatan adalah modal utama dalam menjalankan ibadah dan aktivitas positif. Selain itu, kegiatan seperti ini menjadi bentuk nyata hubungan yang harmonis antara pesantren dan pemerintah,” jelas Habib Ubaidillah.

Ia juga menekankan pentingnya pendidikan kebangsaan bagi para santri. “Kami prihatin dengan maraknya pengaruh negatif terhadap generasi muda, terutama yang bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945. Oleh karena itu, Ponpes Al Ubaidah berkomitmen menjaga nilai-nilai kebangsaan, dan kami bersyukur karena Bupati siap menjadi narasumber dalam kegiatan-kegiatan bertema nasionalisme di pesantren ini,” ungkapnya.

Acara Jasbekel ini diharapkan menjadi agenda rutin yang tidak hanya memupuk kesehatan jasmani, tetapi juga memperkuat nilai-nilai spiritual, sosial, dan kebangsaan di kalangan santri dan masyarakat sekitar.(Fiki)